Sejarah sebuah tempat memang selalu
menarik untuk diketahui. Apalagi jika budayanya sangat unik dan masih
bisa kita lihat peninggalannya. Lombok adalah salah satu kawasan di
Indonesia yang memiliki hal itu.
Pulau yang sejak jaman Majapahit sudah
terkenal itu memiliki suku asli benama Sasak. Nama ‘sasak’ berarti orang
yang datang menggunakan perahu. Kebudayaan masyarakat Sasak tidak bisa
dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Jawa dan Bali. Hal itulah yang
membuat kehidupan masyarakat Sasak dan budaya Lombok tidak hanya menjadi
kajian ilmu pengetahuan tetapi juga destinasi wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Berikut adalah wisata sejarah Lombok yang bisa Anda
masukkan dalam itinerary liburan bersama keluarga.
Desa Nde terletak di perbukitan Lombok
Tengah. Di sini kita bisa melihat keaslian gaya masyarakat Sasak tempo
dulu dengan rumah lumbungnya berserta beragam aktivitas. Lingkungan desa
ini masih sangat natural dengan bangunan tradisional yang khas. Mereka
membangun rumah dari anyaman bambu. Beberapa pilar yang digunakan untuk
menyangga rumah juga berasal dari bambu. Atapnya berbentuk gunungan yang
terlihat menukik dan terbuat dari alang-alang yang disusun dan diikat.
Lantai rumahnya terbuat dari campuran tanah dengan batu bata, getah kayu
pohon serta abu jerami. Uniknya, masyarakat Sasak seringkali mengolesi
lantai rumahnya dengan kotoran sapi atau kerbau yang diyakini dapat
menjaga lantai mereka agar tidak mudah lembab dan retak.
Ampenan dalam bahasa Sasak berarti
‘amben’ yang berarti tempat singgah. Sesuai dengan namanya Ampenan
merupakan kawasan yang oleh Belanda dikembangkan menjadi pelabuhan untuk
menyaingi dominasi kerajaan di Bali. Karena sebagai kota pelabuhan maka
tak ayal kala itu – sekitar tahun 1800an- Ampenan menjadi persinggahan
berbagai macam etnis . Selain bisa melihat beberapa ruas yang masih
meninggalkan jejak-jejak masa lalu, kita juga bisa melihat Wihara Bodhi
Dharma yang berdiri sejak tahun 1804. Jangan lupa untuk mengunjungi
kawasan pesisir pantai untuk menikmati panorama yang indah serta melihat
puing-puing dermaga yang dibangun pada masa penjajahan Belanda tahun
1948 – 1950.
Dusun Sade terletak di Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah tepatnya 30 km dari Mataram. Dusun yang terletak
di tepi jalan raya Praya – Kuta ini tidak akan sulit ditemukan karena
bentuknya yang sangat khas. Ya, Anda akan menjumpai rumah-rumah
masyarakat Sasak yang menggunakan ijuk jerami. Interior rumah di kawasan
ini terdiri dari 2 ruang yakni bagian depan dan belakang yang tingginya
tidak lebih tinggi dari 2 anak tangga. Didalamnya terdapat 2 tungku
untuk memasak yang terbuat dari tanah dan menyatu dengan lantai. Selain
itu di rumah ini juga terdapat ruang tidur. Selama berkunjung ke sini
kita tidak hanya akan disuguhi dengan kehidupan yang masih natural
tetapi kesenian masyarakat seperti tari-tarian. Pengunjung bisa melihat
tari Oncer dan kesenian Gendang Beleq. Selain itu kita juga bisa
menikmati acara presean. Menarik bukan ?
Presean adalah ‘pertarungan’ yang
biasanya dilakukan saat upacara adat yang selalu dilaksanakan pada bukan
ketujuh kalender Sasak. Upacara tersebut dimaksudkan untuk meminta
hujan. Namun karena banyak diminati wisatawan, presean menjadi tontonan
unik yang juga kerap digelar saat upacara perayaan hari kemerdekaan RI.
Presean dilakukan oleh dua orang lelaki Sasak yang bersenjatakan tongkat
rotan (penjalin) dan perisai sebagai pelindung. Perisai yang terbuat
dari kulit kerbau tebal ini biasa disebut ende. Presean akan
semakin seru karena diiringi dengan musik yang disebut dengan gendang
presean. Kendari pertarungan ini seperti layaknya perkelahian pada
umumnya namun di akhir acara kedua petarung akan berpelukan sebagai
wujud tidak adanya dendam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar