Ketika menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa
lampau, sejarawan menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial.
Inilah yang dikenal dengan pendekatan interdisipliner atau
multidimensional. Berkaitan dengan itu maka muncullah berbagai ragam
historiografi yang dihasilkannya. Selanjutnya ikuti penjelasan
jenis-jenis sejarah tersebut di bawah ini.
Jenis sejarah berdasarkan Temanya.
1. Sejarah Politik
Sejarah politik menurut model sejarah lama yang mengutamakan diplomasi dan peran serta tokoh-tokoh besar dan pahlawan sudah tidak lagi memuaskan para sejarawan. Pemaparan deskriptif-naratif pada sejarah politik gaya lama digantikan dengan analisis kritis-ilmiah karena sejarah politik model baru telah menggunakan pendekatan dari berbagai ilmu-ilmu sosial. Cakrawala analisis semakin luas dan mendalam karena yang dibahas seperti masalah struktur kekuasaan, kepemimpinan, para elit, otoritas, budaya politik, proses mobilisasi, jaringan-jaringan politik dalam hubungannya dengan sistem sosial, ekonomi dan sebagainya.
1. Sejarah Politik
Sejarah politik menurut model sejarah lama yang mengutamakan diplomasi dan peran serta tokoh-tokoh besar dan pahlawan sudah tidak lagi memuaskan para sejarawan. Pemaparan deskriptif-naratif pada sejarah politik gaya lama digantikan dengan analisis kritis-ilmiah karena sejarah politik model baru telah menggunakan pendekatan dari berbagai ilmu-ilmu sosial. Cakrawala analisis semakin luas dan mendalam karena yang dibahas seperti masalah struktur kekuasaan, kepemimpinan, para elit, otoritas, budaya politik, proses mobilisasi, jaringan-jaringan politik dalam hubungannya dengan sistem sosial, ekonomi dan sebagainya.
2. Sejarah Sosial
Ruang lingkup masyarakat tingkat sejarah sosial cukup luas, yakni lapisan masyarakat dari tingkat atas sampai lapisan bawah. Sejarah Sosial mengkaji masalah sejarah masyarakat yakni kondisi masyarakat, kegiatan masyarakat, stratifikasi masyarakat dan sebagainya. Di antara bentuk-bentuk sejarah sosial itu, misalnya sejarah agraria yang mempunyai sub-sub cabang seperti sejarah pertanian dan sejarah pedesaan. Di Indonesia Prof. Sartono Kartodirdjo adalah pelopor dari sejarah sosial terkemuka. Jasanya besar dalam memelopori penu- lisan sejarah yang menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu sosial. Salah satu karyanya yang berasal dari disertasinya ialah The Peasant’s Revolt of Banten in 1888 (1996) merupakan terobosan dalam historiografi Indonesia modern.
Ruang lingkup masyarakat tingkat sejarah sosial cukup luas, yakni lapisan masyarakat dari tingkat atas sampai lapisan bawah. Sejarah Sosial mengkaji masalah sejarah masyarakat yakni kondisi masyarakat, kegiatan masyarakat, stratifikasi masyarakat dan sebagainya. Di antara bentuk-bentuk sejarah sosial itu, misalnya sejarah agraria yang mempunyai sub-sub cabang seperti sejarah pertanian dan sejarah pedesaan. Di Indonesia Prof. Sartono Kartodirdjo adalah pelopor dari sejarah sosial terkemuka. Jasanya besar dalam memelopori penu- lisan sejarah yang menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu sosial. Salah satu karyanya yang berasal dari disertasinya ialah The Peasant’s Revolt of Banten in 1888 (1996) merupakan terobosan dalam historiografi Indonesia modern.
3. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi adalah cabang sejarah yang paling cocok dengan teknik- teknik kuantitatif sehingga dianggap sebagai sains atau ilmu sosial. Sejarah ekonomi membahas masalah perekonomian bangsa-bangsa dari zaman purba hingga sekarang. Substansi sejarah ekonomi : produksi barang dan jasa, pekerjaan, penghasilan, harga dan lain-lain yang dapat diukur (dihitung ), apalagi unit-unit pengukur cukup standar sehingga dapat dibanding menurut ruang dan waktu di mana dan kapan saja.
Sejarah ekonomi adalah cabang sejarah yang paling cocok dengan teknik- teknik kuantitatif sehingga dianggap sebagai sains atau ilmu sosial. Sejarah ekonomi membahas masalah perekonomian bangsa-bangsa dari zaman purba hingga sekarang. Substansi sejarah ekonomi : produksi barang dan jasa, pekerjaan, penghasilan, harga dan lain-lain yang dapat diukur (dihitung ), apalagi unit-unit pengukur cukup standar sehingga dapat dibanding menurut ruang dan waktu di mana dan kapan saja.
4. Sejarah Kebudayaan
Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Semua bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artefact (fakta benda), mentifact (fakta mental-kejiwaan), dan sociofact (fakta atau hubungan sosial) termasuk dalam kebudayaan. Semua perwujudan berupa struktur dan proses kegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan. Sejarah kebudayaan adalah sejarah yang membahas hasil-hasil budaya manusia, dari masa lampau sampai sekarang.
Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Semua bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artefact (fakta benda), mentifact (fakta mental-kejiwaan), dan sociofact (fakta atau hubungan sosial) termasuk dalam kebudayaan. Semua perwujudan berupa struktur dan proses kegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan. Sejarah kebudayaan adalah sejarah yang membahas hasil-hasil budaya manusia, dari masa lampau sampai sekarang.
5. Sejarah Etnis
Sejarah Etnis (Ethno history) mulai digunakan secara umum oleh para pakar anthropologi, arkeologi dan sejarawan sendiri sejak tahun 1940-an. Semula jenis sejarah ini mengkaji kelompok-kelompok etnis Indian di Amerika Serikat. Kemudian berkembang untuk penelitian sejarah penduduk pribumi bukan Eropa seperti di Asia, Afrika dan Australia (Aboriegin). Para sejarawan Etnis mencoba merekonstruksi sejarah dari kelompok-kelompok Etnis sejak sebelum kedatangan bangsa Eropa sampai dengan interaksi mereka dengan orang-orang Eropa. Sumber-sumber yang mereka gunakan selain dari bahan-bahan etnografi yang pernah ditulis tentang kelompok etnis itu, juga dari tradisi-tradisi lisan (oral traditional) yang masih bertahan di antara kelompok etnis tersebut. Ruang lingkup kajiannya meliputi aspek-aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, keper- cayaan dari masyarakat, intra-aksi dalam lingkungan kelompok, sistem kekera- batan, migrasi, perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak interaksi dengan orang-orang Eropa.
Sejarah Etnis (Ethno history) mulai digunakan secara umum oleh para pakar anthropologi, arkeologi dan sejarawan sendiri sejak tahun 1940-an. Semula jenis sejarah ini mengkaji kelompok-kelompok etnis Indian di Amerika Serikat. Kemudian berkembang untuk penelitian sejarah penduduk pribumi bukan Eropa seperti di Asia, Afrika dan Australia (Aboriegin). Para sejarawan Etnis mencoba merekonstruksi sejarah dari kelompok-kelompok Etnis sejak sebelum kedatangan bangsa Eropa sampai dengan interaksi mereka dengan orang-orang Eropa. Sumber-sumber yang mereka gunakan selain dari bahan-bahan etnografi yang pernah ditulis tentang kelompok etnis itu, juga dari tradisi-tradisi lisan (oral traditional) yang masih bertahan di antara kelompok etnis tersebut. Ruang lingkup kajiannya meliputi aspek-aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, keper- cayaan dari masyarakat, intra-aksi dalam lingkungan kelompok, sistem kekera- batan, migrasi, perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak interaksi dengan orang-orang Eropa.
6. Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual pada hakekatnya menekankan pada alam pikir manusia pada masa lalu. Alam pikiran itu mempunyai struktur dan dianggap lebih dapat bertahan lama daripada struktur sosial-ekonomis. Pengaruh alam pikiran ini dianggap lebih langsung terhadap perbuatan manusia daripada struktur sosial ekonomis. Contoh konkret misalnya ideologi-ideologi politik seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, konservatisme dan sebagainya. Pan- dangan John Locke (1632-1704), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), Hegel (1770-1831) dan lain-lain mengenai bidang teori politik mempunyai bekas yang mendalam dalam sejarah politik dan kelembagaan pemerintah di dunia Barat. Akhirnya segala sesuatu yang berhasil di capai oleh akal budi manusia pada masa lampau merupakan objek penelitian sejarah intelektual. Hasil-hasil dari revolusi ilmu pengetahuan pada “zaman akal” (age of reason) dengan segala macam aspeknya menjadi kajian sejarah intelektual. Begitu pula dengan hasil-hasil filsafat, sejarah, sastra, seni lukis, seni patung, arsitektur dan musik. Jadi, sejarah intelektual adalah kajian sejarah yang mempelajari ”ide- ide” (ideas) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Sejarah intelektual pada hakekatnya menekankan pada alam pikir manusia pada masa lalu. Alam pikiran itu mempunyai struktur dan dianggap lebih dapat bertahan lama daripada struktur sosial-ekonomis. Pengaruh alam pikiran ini dianggap lebih langsung terhadap perbuatan manusia daripada struktur sosial ekonomis. Contoh konkret misalnya ideologi-ideologi politik seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, konservatisme dan sebagainya. Pan- dangan John Locke (1632-1704), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), Hegel (1770-1831) dan lain-lain mengenai bidang teori politik mempunyai bekas yang mendalam dalam sejarah politik dan kelembagaan pemerintah di dunia Barat. Akhirnya segala sesuatu yang berhasil di capai oleh akal budi manusia pada masa lampau merupakan objek penelitian sejarah intelektual. Hasil-hasil dari revolusi ilmu pengetahuan pada “zaman akal” (age of reason) dengan segala macam aspeknya menjadi kajian sejarah intelektual. Begitu pula dengan hasil-hasil filsafat, sejarah, sastra, seni lukis, seni patung, arsitektur dan musik. Jadi, sejarah intelektual adalah kajian sejarah yang mempelajari ”ide- ide” (ideas) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
7. Sejarah Pendidikan
Di negara-negara Eropa (dan Amerika) perhatian kepada sejarah pendidikan mulai ada sejak abad ke-19 dan digunakan untuk bermacam-macam tujuan, terutama untuk membangkitkan kesadaran bangsa dan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesi guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga- lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu. Substansi dan tekanan dalam sejarah pendidikan bermacam-macam tergantung kepada maksud dan kajian, mulai tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistem pendidikan beserta komponen- komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial.
Di negara-negara Eropa (dan Amerika) perhatian kepada sejarah pendidikan mulai ada sejak abad ke-19 dan digunakan untuk bermacam-macam tujuan, terutama untuk membangkitkan kesadaran bangsa dan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesi guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga- lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu. Substansi dan tekanan dalam sejarah pendidikan bermacam-macam tergantung kepada maksud dan kajian, mulai tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistem pendidikan beserta komponen- komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial.
8. Sejarah Keluarga
Di Indonesia jenis sejarah keluarga atau ”trah” ini belum berkembang, meskipun embrionya sudah ada pada masing-masing keluarga tertentu berupa silsilah-silsilah keluarga (family tree). Biasanya yang menyimpan silsilah keluarga ini keturunan-keturunan dari para mantan elit penguasa seperti : raja-raja, bangsawan, dan orang-orang kaya. Juga para elit agama, seperti kyai dari pesantren-pesantren tertentu. Sejarah keluarga ini tidak hanya terbatas pada keluarga pemegang kekuasaan saja, tetapi juga dapat berkembang pada keluarga-keluarga pengusaha, industri, perdagangan dan sebagainya.
Di Indonesia jenis sejarah keluarga atau ”trah” ini belum berkembang, meskipun embrionya sudah ada pada masing-masing keluarga tertentu berupa silsilah-silsilah keluarga (family tree). Biasanya yang menyimpan silsilah keluarga ini keturunan-keturunan dari para mantan elit penguasa seperti : raja-raja, bangsawan, dan orang-orang kaya. Juga para elit agama, seperti kyai dari pesantren-pesantren tertentu. Sejarah keluarga ini tidak hanya terbatas pada keluarga pemegang kekuasaan saja, tetapi juga dapat berkembang pada keluarga-keluarga pengusaha, industri, perdagangan dan sebagainya.
Jenis sejarah berdasarkan Lokasinya
1. Sejarah Lokal
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah/ lokal tertentu dan dampaknya tidak menyebar ke daerah lain. Sejarah lokal meliputi berbagai peristiwa dengan berbagai aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb yang berkembang di masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.
1. Sejarah Lokal
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah/ lokal tertentu dan dampaknya tidak menyebar ke daerah lain. Sejarah lokal meliputi berbagai peristiwa dengan berbagai aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb yang berkembang di masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.
2. Sejarah Nasional
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah tetapi dampak/pengaruhnya terjadi pada daerah lain bahkan pada satu negara (nation).
Sejarah Nasional merupakan puncak dari sejarah-sejarah yang terjadi di tingkat lokal.
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah tetapi dampak/pengaruhnya terjadi pada daerah lain bahkan pada satu negara (nation).
Sejarah Nasional merupakan puncak dari sejarah-sejarah yang terjadi di tingkat lokal.
3. Sejarah Internasional (dunia)
Merupakan suatu peristiwa sejarah yang terjadi di suatu daerah maupun suatu negara yang dampaknya mempengaruhi perkembangan dunia internasional.
Merupakan suatu peristiwa sejarah yang terjadi di suatu daerah maupun suatu negara yang dampaknya mempengaruhi perkembangan dunia internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar