MAKALAH
PSIKOLOGI BELAJAR
TEORI BELAJAR SOSIAL
DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh Kel. III/IIIB :
Ø SUKMAYANI MARTA
KUSUMA
Ø BQ. HAJARATUN
MUNAWARAH
Ø WIDIA HASMAYAWATI
Ø SUMIARTINI
Ø DEDI MASHUR
INSTITUT AGAMA
ISLAM HAMZANWADI PANCOR ( IAIH )
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
FAKULTAS
TARBIYAH
TAHUN 2012-2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
limpahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Psikologi tentang Teori
Belajar Sosial. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman. Amin
Manusia sebagai makhluk
sosial, tak lepas dari bantuan dan bimbingn orang lain. Maka dari itu kami
selaku penyusun makalah psikologi tentang Teori Belajar Sosial, mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Dengan selesainya makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Sebagai manusia biasa
kami sadar bahwa pembuatan makalah psikologi tentang teori belajar sosial, masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk. Maka
dengan demikian, demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepan, kami
mohon sekiranya para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.
Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.
Latar Belakang.................................................................................. 1
B.
Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II Iman, Islam dan Ihsan.......................................................................... 2
A.
Teori pembelajaran sosial................................................................ 2
B.
Teori peniruan................................................................................. 3
C.
Unsur utama dalam peniruan........................................................... 4
BAB III PENUTUP........................................................................................... 6
A.
Kesimpulan..................................................................................... 6
B.
Saran............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Teori
Teori kognitif sosial (social cognitive theory)
yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan
kognitif
serta factor pelaku memainkan
peran penting dalam
pembelajaran.
Bandura
mengembangkan
model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor
lingkungan mempengaruhi
perilaku, perilaku
mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak
punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Menurut
Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model
merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh
pada pola belajar social jenis ini.
B.
Tujuan
v Supaya kita mengetahui
apa, dan bagaimana Psikologi tentang teori Belajar Sosial
v Untuk memenuhi tugas Psikologi
v Sebagai sarana
menambah wawasan bagi mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Pembelajaran Sosial
Teori
Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional
(behavioristik)1. Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh
Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip–prinsip
teori–teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada
kesan dan isyarat–isyarat perubahan perilaku, dan pada proses–proses mental
internal. Jadi dalam teori pembelajaran social kita akan menggunakan
penjelasan–penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan–penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam
pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan–kekuatan
dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus–stimulus lingkungan.
Teori
belajar social menekankan bahwa lingkungan– lingkungan yang dihadapkan pada
seseorang secara kebetulan ; lingkungan–lingkungan itu kerap kali dipilih dan
diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana
dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari
pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan
salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada
dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui
pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain, Contohnya : seorang pelajar melihat
temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian
meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya.
Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang
lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun
model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat
mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang
ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau
penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.
B.
Teori Peniruan ( Modeling )
Perilaku
peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika
kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya.
Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui
peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini
orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh
bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.
Albert
Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) menyatakan bahwa, bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu
tidak dilakukan terus menerus. Proses belajar semacam ini disebut
“observationallearning” atau pembelajaran melalui pengamatan.
Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru
secara langsung. Contohnya anak-anak meniru tingkah laku bersorak
dilapangan, jadi tingkah laku bersorak merupakan contoh perilaku di lapangan.
Keadaan sebaliknya jika anak-anak bersorak di dalam kelas sewaktu guru
mengajar,semestinya guru akan memarahi dan memberi tahu tingkah laku yang dilakukan
tidak dibenarkan dalam keadaan tersebut, jadi tingkah laku tersebut menjadi
contoh perilaku dalam situasi tersebut. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi. Proses ini timbul
apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain. Contohnya seorang
anak-anak melihat temannya melukis bunga dan timbul keinginan dalam diri
anak-anak tersebut untuk melukis bunga. Oleh karena itu, peniruan berlaku
apabila anak-anak tersebut melihat temannya melukis bunga.
Menrut Ibnu Khaldun, anak-anak hendaklah diajar atau dibentuk dengan
lemah lembut dan bukannya dengan kekerasan. Selain itu, beliau juga mengatakan
bahwa anak-anak tidak boleh dibebankan dengan perkara-perkara yang di luar
kemampuan mereka. Hal ini akan menyebabkan anak-anak tidak mau belajar dan
memahami pengajaran yang disampaikan.
C.
Unsur
Utama dalam Peniruan (Proses Modeling/Permodelan)
Menurut
teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif
dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , yaitu : perhatian /
atensi, mengingat / retensi, reproduksi gerak , dan motivasi.
1.
Perhatian
(’Attention’)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat
mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri,
sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak percaya
diri mungkin meniru tingkah laku pemain music terkenal sehingga tidak
menunjukkan gayanya sendiri. Hanya dengan
memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
2.
Mengingat
(’Retention’)
Subjek yang memperhatikan harus merekam
peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan
peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi
juga merupakan bagian penting dari proses belajar.
3.
Reproduksi
gerak (’Reproduction’)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek
juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam
bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah
subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk
benar-benar melakukan perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari
perilaku yang dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
4.
Motivasi
Motivasi juga penting karena ia adalah
penggerak individu untuk terus melakukan
sesuatu.
Jadi
subyek harus termotivasi
untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Teori pembelajaran ini dikembangkan
untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya.
Ø Bandura (1977) menghipotesiskan
bahwa tingkah laku lingkungan dan kejadian – kejadian internal pada
pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang
saling berpengaruh.
Dari uraian tentang teori belajar
sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Belajar merupakan interaksi segitiga
yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal
dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.
2. komponen-komponen belajar terdiri
dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses
kognitif pembelajar.
3. hasil belajar berupa kode-kode
visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkan kembali atau tidak
(retrievel).
4. Dalam perencanaan pembelajaran skill
yang kompleks, disamping pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu
sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy” dan self regulatory” pembelajar.
5. dalam proses pembelajaran,
pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental
sebelum latihan fisik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang tidak
perlu.
B.
Saran
Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Marvin E. Shaw / Philip R. Costanzo, Theories of Social Psychology
Second Edition, 1985, McGraw-Hill, Inc.
Bandura,
A. (1977). Social Learning Theory. New York: General Learning Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar