masa lalu sangat berpengaruh bagi masa depan anda,, jadi jagalah masa kini anda untuk masa depan anda

Kamis, 10 Mei 2012

TIPOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN POPULER

Wilayah kajian pendidikan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Buchori (1994) melihatnya dari dua dimensi, yaitu: dimensi lingkungan pendidikan, dan dimensi jenis permasalahan pendidikan.
Dilihat dari dimensi lingkungan pendidikan, maka wilayah kajianya meliputi: pendidikan dalam lingkungan keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di luar sekolah. Dilihat dari dimensi jenis permasalahan pendidikan, maka wilayah kajianya meliputi: masalah landasan pendidikan (foundation problems of education); masalah struktur lembaga pendidikan (structural problem of education); dan masalah operasional pendidikan (operational problem of education).[1]
Dilihat dari berbagai dimensi tersebut di atas, maka filsafat pendidikan dapat dikategorikan dalam masalah landasan pendidikan (foundation problems of education). Di Amerika Serikat telah berkembang madzhab-madzhab pemikiran pendidikan, yang dapat dipetakan kedalam dua kelompok, yaiut: tradisional dan kontemporer. Termasuk dalam kelompok tradisional adalah: Perenialism dan Essentialism, sedangkan yang termasuk kontemporer adalah: Progressivism, Reconstructionism dan Extentialism.[2]
Penjabaran dari masing-masing sikap tersebut dalam pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Perennialism
Pandangan perenialism, ia menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai abad pertengahan, karena ia telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional.
2. Essentialism
Dalam pemikiran filsafat pendidikan aliran ini, menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan yang telah teruji oleh waktu. Tugas pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam gudang di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga ia perlu dilatih agar mempunyai kemampuan absorbsi (penyerapan) yang tinggi
3. Progessivism
Menurut progressivism, ia menghendaki pendidikan yang pada hakekatnya progresif, tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang intelligent dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya.
4. Reconstructionism
Konsep pendidikan reconstructionism menghendaki agar peserta didik dapat membangkitkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas.
5. Existensialism
Existensialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing individu adalah makhluk yang unik dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.

[1] Dmau tau? hubungi penulis….
[2] Ibid. h. 40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar